25 Warga Pelatihan Lapas Batam Ikuti Uji Kompetensi Servis Motor – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Batam telah melaksanakan sebuah kegiatan yang sangat berarti bagi warga binaan mereka. Sebanyak 25 warga binaan mengikuti uji kompetensi dalam pelayanan servis motor. Kegiatan ini bukan sekedar pelatihan teknis, tetapi juga merupakan langkah strategis dalam membekali mereka dengan keterampilan yang dapat digunakan dalam reintegrasi sosial setelah menjalani masa hukuman. Dalam artikel ini, kami akan membahas lebih lanjut tentang pentingnya kegiatan ini, proses pelaksanaan uji kompetensi, dampak bagi warga binaan, serta upaya yang dilakukan oleh Lapas Batam untuk mendukung pengembangan keterampilan mereka.

1. Pentingnya Keterampilan Pelatihan bagi Warga Binaan

Keterampilan merupakan salah satu aspek penting dalam mempersiapkan warga binaan untuk kembali ke masyarakat setelah menjalani hukuman. Dalam konteks ini, pelatihan servis motor menjadi salah satu pilihan yang sangat relevan. Mengapa? Pertama, kebutuhan akan pelayanan perbaikan kendaraan bermotor terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah kendaraan. Hal ini menciptakan peluang kerja yang signifikan bagi mereka yang memiliki keterampilan di bidang ini.

Kedua, pelatihan seperti ini memberikan rasa percaya diri kepada warga binaan. Banyak di antara mereka yang mungkin merasa tidak memiliki masa depan setelah keluar dari penjara. Dengan memiliki keterampilan yang praktis, mereka menjadi lebih siap menghadapi dunia luar dan mencari peluang kerja. Ketiga, kegiatan ini juga membantu mengurangi tingkat residivisme, yaitu kemungkinan seseorang untuk kembali melakukan kejahatan. Dengan memiliki keterampilan yang berharga, warga binaan lebih mungkin untuk fokus pada kehidupan yang positif dan produktif.

Dari sudut pandang sosial, pelatihan ini juga berkontribusi pada pengurangan stigma negatif terhadap mantan karyawan. Masyarakat seringkali memandang mantan pemain dengan sikap skeptis, namun dengan memberikan keterampilan dan pelatihan, mereka menunjukkan bahwa mereka dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Oleh karena itu, pelatihan servis motor di Lapas Batam bukan hanya sekedar upaya untuk meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga merupakan langkah penting dalam proses rehabilitasi sosial.

2. Proses Pelaksanaan Pelatihan Uji Kompetensi

Pelaksanaan uji kompetensi di Lapas Batam melibatkan beberapa tahapan yang sistematis. Pertama, warga binaan yang berminat mengikuti pelatihan wajib mendaftar dan mengikuti seleksi awal. Seleksi ini bertujuan untuk memastikan bahwa peserta memiliki motivasi dan komitmen untuk belajar. Dalam tahap ini, mereka juga diberikan penjelasan tentang apa yang akan mereka pelajari selama pelatihan.

Setelah berhasil lolos seleksi, warga binaan mengikuti serangkaian pelatihan yang dipandu oleh instruktur berpengalaman di bidang servis motor. Pelatihan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari dasar teori hingga praktik langsung, termasuk memahami komponen mesin, melakukan perawatan berkala, serta menangani perbaikan ringan. Durasi pelatihan berlangsung selama beberapa minggu, dimana peserta didorong untuk berpartisipasi aktif dan bertanya.

Selama proses pelatihan, instruktur tidak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga memberikan pembekalan tentang etika kerja, pentingnya disiplin, dan keterampilan interpersonal yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Setelah menyelesaikan pelatihan, warga binaan mengikuti uji kompetensi yang diadakan oleh lembaga terkait. Uji kompetensi ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana mereka telah memahami dan mampu menerapkan keterampilan yang telah diajarkan.

Keberhasilan dalam uji kompetensi ini sangat penting, karena akan memberikan sertifikat yang diakui, yang menjadi nilai tambah bagi mereka saat mencari pekerjaan setelah keluar dari Lapas. Dengan demikian, proses pelaksanaan uji kompetensi tidak hanya sekedar kegiatan pelatihan, tetapi merupakan investasi di masa depan mereka.

3. Dampak Positif bagi PelatihanWarga Binaan

Dampak dari pelatihan dan uji kompetensi ini sangat signifikan bagi warga binaan. Pertama, mereka mendapatkan keterampilan yang langsung dapat digunakan dalam dunia kerja. Sertifikat yang diperoleh setelah lulus uji kompetensi menjadi modal berharga saat melamar pekerjaan di bidang otomotif. Di era di mana banyak orang mencari pekerjaan, memiliki keterampilan yang relevan menjadi nilai jual yang tinggi.

Kedua, kepercayaan diri mereka meningkat. Proses belajar dan menyelesaikan menyelesaikan pelatihan memberikan rasa pencapaian yang besar. Banyak di antara mereka yang sebelumnya merasa putus asa dan tidak berdaya, kini merasakan harapan baru untuk masa depan yang lebih baik. Hal ini juga berkontribusi pada perubahan mentalitas mereka untuk lebih positif dan optimis.

Ketiga, kegiatan ini juga menciptakan ikatan sosial di antara warga binaan. Mereka saling mendukung dan belajar satu sama lain, yang membantu membangun hubungan yang lebih baik di dalam Lapas. Hubungan ini penting karena saat keluar dari penjara, mereka akan kembali ke masyarakat yang pada akhirnya sulit diterima. Dengan dukungan dari rekan-rekan mantan, mereka lebih siap menghadapi tantangan tersebut.

Dari sudut pandang institusi, keberhasilan program ini juga menunjukkan bahwa Lapas Batam berkomitmen untuk menciptakan perubahan positif. Hal ini dapat meningkatkan citra Lapas di mata masyarakat dan menunjukkan bahwa mereka tidak hanya sekedar tempat terpencil, tetapi juga lembaga yang fokus pada rehabilitasi dan reintegrasi sosial.

4. Upaya Lapas Batam dalam Pelatihan Pengembangan Keterampilan

Lapas Batam tidak hanya mengandalkan kegiatan pelatihan servis motor sebagai satu-satunya upaya dalam pengembangan keterampilan warga binaan. Mereka juga aktif mencari berbagai program pelatihan lain yang relevan dengan kebutuhan pasar. Kerja sama dengan industri lokal dan lembaga pendidikan menjadi salah satu strategi penting yang diterapkan.

Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah berkolaborasi dengan bengkel-bengkel otomotif lokal untuk memberikan pelatihan lanjutan. Ini memberikan kesempatan bagi warga binaan untuk belajar langsung dari praktisi yang berpengalaman dan memperoleh wawasan tentang bagaimana industri otomotif beroperasi. Selain itu, Lapas Batam juga berupaya menyediakan peralatan dan fasilitas yang memadai untuk mendukung proses belajar mengajar.

Kegiatan lain yang dilakukan meliputi workshop kewirausahaan, di mana warga binaan mengajarkan tentang cara memulai usaha sendiri setelah keluar dari penjara. Kegiatan ini sangat penting karena tidak semua orang akan mendapatkan pekerjaan setelah keluar dari Lapas, dan memiliki kemampuan untuk berwirausaha dapat memberikan alternatif yang baik.

Dengan semua upaya ini, Lapas Batam menunjukkan komitmen yang kuat dalam mengembangkan keterampilan warga binaan. Mereka menyadari bahwa keterampilan bukan sekedar alat untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi juga merupakan kunci untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik dan lebih produktif di masyarakat.

 

Baca juga Artikel ; Disbunnak Kalsel Gelar Pelatihan ISPO bagi Pekebun Sawit Rakyat